BIOKIMIA

TUGAS MAKALAH
MATA KULIAH BIOKIMIA
(AKKC 223)

LIPIDA”

Dosen Pengasuh :
Dra. Hj.Noorhidayati,M.Si
Drs.H.Hardiansyah,M.Si
                                                           

Disusun Oleh :
KhairiniHafizah                                                       (A1C213039)
Muammar FirdausAlgifari                                      (A1C213021)
Nur Mila Sari                                                          (A1C213014)
Utari                                                                         (A1C213062)
ShintaAmelyana                                                      (A1C213202)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN

Maret 2014


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan dan manusia yang berguna bagi kehidupan manusi adalah lipid. Untuk memberiakan definisi yang jelas tentang lipid sangat sukar, sebab senyawa yang termasuk lipid tidak mempunyai rumus struktur yang serupa atau mirip. Sfat kimia dan fungsi biologinya juga berbeda-beda. Walaupun demikian para ahli biokimia sepakat bahwa lemak da senyawa organik yang mempunyai sifat fisika seperti lemak, dimasukkan dalam satu kelompok yang disebut lipid. Adapun sifat fisika yang dimaksud adalah lemak tidak larut dalam air, tapi larut dalam satu atau lebih dari pelarut organik misalnya eter, aseton, kloroform, benzena, yang disebut juga pelarut lemak; ada hubungan dengan asam-asam lemak atau ester; mempunyai kemungkinan digunakan oleh makhluk hidup. Kesepakatan ini telah disetujui oleh Kongres Internasional Kimia Murni dan Terapan (International Congress of Pure and Applied Chemistry).
Jadi berdasarkan pada sifat fisika tadi, lipid dapat diperoleh dari hewan atau tumbuhan dengan cara ekstraksi dengan menggunakan alkohol panas, eter atau pelarut lemak yang lain. Macam senyawa serta kuantitasnya yang diperoleh melalui ekstraksi itu sangat tergantung pada alam sumber lipid yang digunakan. Jaringan bawah kulit sekitar perut, jaringan lemak sekitar ginjal mengandung banyak lipid terutama lemak kira-kira sebesar 90%, dalam jaringan otak atau dalam telur terdapat lipid kira-kira sebesar 7,5 sampai 30% (Anna Poedjiadi & F.M. Titin Supriyanti, 1994:51).       



1.2 Rumusan Masalah
1.      Bagaimana struktur lipida?
2.      Bagaimana kah penggolongan lipida?
3.      Bagaimana kah cara penulisan tata nama lipida?
4.      Bagaimana kah menuliskan struktur dan sifat dari fosfolida?
5.      Bagaimana kah menuliskan struktur dan sifat dari sfingolida?
6.      Bagaimana kah menuliskan struktur dan sifat dari terpen?
7.      Bagaimana kah menuliskan struktur dan sifat dari steroid?
8.      Bagaimana kah menuliskan struktur dan sifat dari kolesterol?
9.      Bagaimana kah menuliskan struktur dan sifat dari egastrol dan asam-asam empedu?

1.3 Tujuan
Setelah mempelajari makalah ini diharapkan mahasiswa mampu :
1.      Menuliskan struktur lipida
2.      Menjelaskan penggolongan lipida
3.      Menuliskan tata nama lipida
4.      Menuliskan struktur dan sifat dari fosfolida
5.      Menuliskan struktur dan sifat dari sfingolipida.
6.      Menuliskan struktur dan sifat dari terpen.
7.      Menuliskan struktur dan sifat dari steroid.
8.      Menuliskan struktur dan sifat dari kolesterol.
9.      Menuliskan struktur dan sifat dari Egastrol dan asam-asam empedu
1.4 Metode Penelitian          
Metode penulisan makalah ini adalah dengan literatur. Adapun literatur yang digunakan yaitu dari buku dan internet.


BAB II
ISI

2.1 Struktur Lipida
Lipid merupakan senyawa yang dapat disarikan dari sel dan jaringan oleh pelarut organik non-polar (larut dalam pelarut non-polar) seperti suatu hidrokarbon atau dietil eter. Lipid ini merupakan komponen tak larut air yang berasal dari tumbuhan dan hewan.
Lipid adalah komponen sel atau jaringan yang terdiri atas beraneka ragam yang sebagian besar hanya larut dalam pelarut organik seperti eter, kloroform,bensen.
Cara penggolongannya agak tidak biasa, karena lipid tidak mempunyai sifat kimia dan sifat struktur yang khas, satu-satunya kesamaan mempertalikan dalam senyawa ini adalah cara mengisolasinya dan asal mula biogetiknya yang sama. Dalam banyak segi penggolongan lipid merupakan wadah banyak molekul biologi yang beraneka dan menarik.
Berbagai kelas lipid dihubungkan satu sama lain berdasarkan kemiripan sifat fisisnya; tetapi hubungan kimia, fungsional dan struktural mereka, maupun fungsi-fungsi biologis mereka yang beraneka ragam.
Senyawa-senyawa yang termasuk lipid ini dapat dibagi dalam beberapa golongan. Ada beberapa penggolongan yang dikenal. Bloor membagi lipid dalam tiga golongan besar yakni:
1.      Lipid sederhana yaitu ester asam lemak dengan berbagai alkohol, contohnya lemak atau gliserida dan lilin (waxes).
2.      Lipid gabungan yaitu ester asam lemak yang mempunyai gugus tambahan, contohnya fosfolipid, serebrosida.
3.      Derivat lipid, yaitu senyawa yang dihasilkan dari proses hidrolisis lipid, contohnya asam lemak, gliserol, dan sterol.

Disamping itu berdasar sifat kimia yang penting, lipid dapat dibagi dibagi dalam dua golongan yang besar yakni:
1.      Lipid dapat disabunkan, yakni dapat di hidrolisi dengan basa, contohnya lemak.
2.      Lipid tidak dapat disabunkankan, contohnya sterid.
Berdasarkan kemiripan struktur kimianya, yaitu:
1.      Asam lemak
2.      Lemak
3.      Lilin
4.      Fosfolipid
5.      Sfingolipid
6.      Terpen
7.      Steroid
8.      Lipid kompleks
1.      Asam Lemak
a.       Struktur
Asam lemak adalah asam organik yang terdapat sebagai ester trigliserida atau lemak, baik yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Asam ini adalah asam karboksilat yang mempunyai rantai karbon panjang dengan rumus umum:
                                                               
                                                                         O
         R – C – OH
Dimana R adalah rantai karbon yang jenuh atau tidak jenuh dan terdiri atas 4 sampai 24 buah atom karbon. Rantai karbon yang jenuh adalah rantai karbon yang tidak mengandung ikatan rangkap sedangkan yang mengandung ikatan rangkap yang disebut rantai karbon tidak jenuh. Pada umumnya asam lemak mempunyai jumlah atom karbon genap.
Tabel beberapa asam lemak murni
No
Nama umum
Jumlah C
Struktur
Titik Leleh (oC)
1.
Asam Miristiat
14
H3C(CH2)12COOH
54
2.
Asam Palmitat
16
H3C(CH2)14COOH
63
3.
Asam Stearat
18
H3C(CH2)16COOH
70
4.
Asam Palmitolet
16
H3C(CH2)5CHC15=CH(CH2)7COOH
-0,5
5.
Asam Oleat
18
H3C(CH2)7CHC15=CH(CH2)7COOH
13
6.
Asam Linoleat
18
H3C(CH2)4CHCS15=CHCH2CHCS15=CH(CH2)7COOH
-5
7
Asam Linolenat
18
H3CCH2(CHCS15=CHCH2)2CHCS15=CH(CH2)7COOH
-10

Asam lemak merupakan asam monokarboksilat rantai panjang. Adapun rumus umum dari asam lemak adalah:
CH3(CH2)nCOOH    atau     CnH2n+1-COOH
Rentang ukuran dari asam lemak adalah C12 sampai dengan C24. Ada dua macam asam lemak yaitu:
1.1.Asam lemak jenuh (saturated fatty acid)
Asam lemak jenuh adalah asam lemak yang rantai  karbonnya tidak mengandung ikatan rangkap dan merupakan rantai karbon pendek.  Di bawah ini merupakan beberapa contoh dari asam jenuh:
Nama
Rumus
Titik Lebur
Asam butirat
C3H7COOH
-7,9
Asam kaproat
C5H11COOH
-1,5 sampai -2,0
Asam palmitat
C15H31COOH
64
Asam Stearat
C17H35COOH
69,4

Description: Description: C:\Documents and Settings\Toshiba\My Documents\My Webs\heru\ikatan kimia\bioweb.wku.edu\courses\BIOL115\Wyatt\Biochem\Lipid\saturated_FA.gif



gambar 1. Struktur asam lemak jenuh

1.2.Asam lemak tak jenuh (unsaturated fatty acid)
Asam lemak tak jenuh adalah asam lemak yang tidak mengandung satu ikatan rangkap atau lebih. Dibawah ini merupakan beberapa contoh asam lemak tak jenuh:
Nama
Rumus
Titik Lebur (oC)
Asam oleat
C17H33COOH
14
Asam linoleat
C17H31COOH
-11
Asam linolenat
C17H29COOH
Cair pada suhu sangat rendah
Di bawah ini merupakan struktur rantai dari contoh asam lemak tak  jenuh.
Struktur rantai dari asam  oleat yang mengandung satu ikatan rangkap.
        CH3 – (CH2)7 – CH = CH – (CH2)7 – COOH
Struktur rantai dari asam linoleat yang mempunyai dua ikatan rangkap.
        CH3 – (CH2)4 – CH = CH – CH2 – CH = CH – (CH2)7 – COOH
Struktur rantai dari asam linolenat yang mempunyai tiga ikatan rangkap.
CH3 – CH2 – CH = CH – CH2 – CH = CH – CH2 – CH = CH – (CH2)7 – COOH
                                Asam linolenat (α)
CH3 – (CH2)4 – CH = CH – CH2 – CH = CH – CH2 – CH = CH – (CH2)4 – COOH
                                Asam linolenat (γ)
(Anna Poedjiadi & F.M. Titin Supriyanti, 1994:51).         
b.      Sifat fisika
Asam lemak jenuh mempunyai rantai karbon pendek. Ini berarti bahwa kedua asam lemak tersebut berbentuk cair pada suhu kamar. Makin panjang rantai karbon makin tinggi titik leburnya.
Asam lemak tak jenuh mempunyai titik lebur yang lebih rendah dibanding asam lemak jenuh. Disamping itu semakin banyak jumlah ikatan rangkap, semakin rendah titik leburnya. Kelarutan asam lemak dalam air berkurang dengan bertambah panjangnya rantai karbon (Anna Poedjiadi & F.M. Titin Supriyanti, 1994:51).         
c.       Sifat kimia
Asam lemak adalah asam lemah. Apabila dapat larut dalam air molekul asam lemak akan terionisasi sebagaian dan melepaskan ion H+. Dalam hal ini pH larutan tergantung pada konstanta keasaman dan derajat ionisasi masing-masing asam lemak. Rumus pH untuk asam lemah dikemukakan oleh Henderson Hasselbach (Anna Poedjiadi & F.M. Titin Supriyanti, 1994:51).       

2.      Lemak
a.       Struktur
Lemak adalah suatu ester asam lemak dengan gliserol. Gliserol ialah suatu trihidroksi alkohol yang terdiri atas tiga atom karbon. Jadi setiap atom karbon mempunyai gugus –OH. Satu molekul gliserol dapat mengikat satu, dua, atau tiga molekul asam lemak dalam bentuk ester, yang disebut monogliserida, digliserida, atau trigliserida.


HO – CH2      R1 – COO – CH2             HO – CH2     R1 – COO – CH2
HO – CH                   HO – CH     R2 – COO – CH       R2 – COO – CH  
HO – CH2                   HO – CH2    R3 – COO – CH2      R3 – COO – CH2
Gliserol                 monogliserida                digliserida                            trigliserida
Asam lemak yang terdapat  di alam adalah asam palmitat, strearat, oleat, dan linoleat. Gliserol yang paling banyak dijumpai adalah triasil gliserol sering juga dinamakan trigliserida atau lipid netral. Struktur umum trisial gliserol adalam sebagai berikut:


1.      Atau α    CH2                    O COR1

2.    atau β     R2COOCH                            RCO -  gugus asli

3.      atau α’  CH2       OCOR1
Di alam jarang ditemukan mono- dan diasil gliserol. Triasil gliserol dapat ditemukan dalam bentuk padat atau cairan, tergantung pada komponen asam lemaknya.  Trisial gliserol tumbuh-tumbuhan kebanyakan menunjukkan titik leleh yang rendah dan berbentuk cairan pada suhu kamar karena kandungan asam lemak yang tidak jenuh tinggi seperti asam oleat, asam linoleat dan asam lenoleat. Sebaliknya triasial gliserol hewan banyak mmengandung asam lemak jenuh seperti asam jenuh seperti asam palmitat, asam stearat, sehingga titik lelehnya tinggi dan pada suhu kamar berbentuk padat atau semipadat (Anna Poedjiadi & F.M. Titin Supriyanti, 1994:51). 
b.   Sifat
           Lemak hewan pada umumnya berupa zat padat pada suhu ruangan, sedangkan lemak yang berasal dari tumbuhan berupa zat cair. Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi mengandung asam lemak jenuh, sedangkan lemak cair atau yang biasa disebut minyak mengandung asam lemak tidak jenuh. Lemak hewan dan tumbuhan mempunyai susunan asam lemak yang berbeda-beda. Untuk menentukan derajat ketidakjenuhan asam lemak yang terkandung di dalamnya diukur dengan bilngan iodium. Iodium dapat bereaksi dengan ikatan rangkap dalam asam lemak. Tiap molekul iodium mengadakan reaksi adisi pada suatu ikatan rangkap. Oleh karenanya makin banyak ikatan rangkap, makin banyak pula iodium yang dapat bereaksi (Anna Poedjiadi & F.M. Titin Supriyanti, 1994:51). 

3.      LILIN
     Yang dimaksud dengan lilin disini ialah ester asam lemak dengan monohidroksi alkohol yang mempunyai rantai karbon panjang antara 14 sampai 34 atom karbon. Contohnya adalah setilalkohol dan mirisilalkohol.

      CH3 – (CH2)14 – CH2 OH                     CH3 – (CH2)28 – CH2 OH
      Setilalkohol                                                       mirisilalkohol

Lilin dapat diperoleh antara lain dari lebah madu dan dari ikan paus atau lumba-lumba. Lilin lebah dikeluarkan oleh lebah madu untuk membentuk sarang tempat penyimpanan madu. Lilin lebah adalah campuran beberapa senyawa, terutama mirisilpalmitat.

CH3 ˗ (CH2)14 ˗ C ˗ OCH2(CH2)28CH3

                          O
mirisilpalmitat
Lilin yang terdapat pada bagian kepala ikan paus atau lumba-lumba disebut spermaseti yang sebagian besar terdiri atas setilpalmitat. Dahulu spermaseti ini digunakan sebagai lilin untuk keperluan penerangan.
 CH3 ˗ (CH2)14 ˗ C ˗ OCH2(CH2)14CH3

                             O
setilpalmitat
Lilin tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut lemak. Oleh karena itu lilin yang terdapat pada tumbuhan berfungsi sebagai lapisan pelindung terhadap air, misalnya terdapat pada daun dan buah. Demikian pula lilin memegang peran penting sebagai penahan air pada binatang, misalnya domba, burung, dan serangga. Lilin tidak mudah terhidrolisis seperti lemak dan tidak dapat diuraikan oleh enzim yang menguraikan lemak. Oleh karenanya lilin tidak berfungsi sebagai bahan makanan (Anna Poedjiadi & F.M. Titin Supriyanti, 1994:51). 
a.       Malam (waxes)
Malam merupakan lapisan pelindung pada buah-buahan dan daun-daunan, atau disekresi oleh serangga. Pada umumnya malam merupakan aster asam lemah dengan alkohol alifatik bermolekul besar, dan asamnya mempunyai jumlah karbon yang berkisar antar C25 sampai C35 (Joan S. Fessenden, 1989:48).
b.      Saponifikasi
Apabila triasil gliserol dicampur dengan basa alkali dan dipanaskan, akan mengalami yaitu saponifikasi, terjadi hidrolisis yang tidak reversibel dan akan dihasilkan gliserol dan asam lemak bebas.
CH2OCORˈ                    CH2OH                    
                              ǀ                 OH¯                          ǀ
                  RˈˈCOOCH                                CHOH + R1COO¯ + R2COO¯ + R3COO-
                                 ǀ                                    ǀ
                              βˈ CH2OCOR¨                 CH2OH
                              trisil glikoserol        gliserol                                 asam lemak
(Joan S. Fessenden, 1989:48).

2.2 Penggolongan Lipida
Senyawa-senyawa yang termasuk lipid ini dapat dibagi dalam beberapa golongan. Ada beberapa penggolongan yang dikenal. Bloor membagi lipid dalam tiga golongan besar yakni:
1.      Lipid sederhana yaitu ester asam lemak dengan berbagai alkohol, contohnya lemak atau gliserida dan lilin (waxes).
2.      Lipid gabungan yaitu ester asam lemak yang mempunyai gugus tambahan, contohnya fosfolipid, serebrosida.
3.      Derivat lipid, yaitu senyawa yang dihasilkan dari proses hidrolisis lipid, contohnya asam lemak, gliserol, dan sterol.

Disamping itu berdasar sifat kimia yang penting, lipid dapat dibagi dibagi dalam dua golongan yang besar yakni:
1.      Lipid dapat disabunkan, yakni dapat di hidrolisi dengan basa, contohnya lemak.
2.      Lipid tidak dapat disabunkankan, contohnya sterid.
Berdasarkan kemiripan struktur kimianya, yaitu:
1.      Asam lemak
2.      Lemak
3.      Lilin
4.      Fosfolipid
5.      Sfingolipid
6.      Terpen
7.      Steroid
8.      Lipid kompleks

2.3 Tata Nama Lipida
Aturan Penamaan, Contoh, Kimia - Molekul lemak terbentuk dari gabungan tiga molekul asam lemak dengan satu molekul gliserol.Perhatikan reaksi berikut
Description: reaksi pembentukan lemak
Dalam pemberian nama suatu lemak, tergantung dari nama asam lemak yang diikatnya.

a. Apabila lemak mengikat asam lemak yang sama, maka pemberian nama senyawa lemak sebagai berikut.

Gliserol + tri + asam lemak

Contoh :

Description: gliserol tristearat
Oleh karena senyawa tersebut terdiri dari asam lemak yang sama yaitu asam stearat, senyawa tersebut dinamakan gliserol tristearat.

b. Apabila lemak mengikat asam lemak yang berbeda maka pemberian nama senyawa lemak seperti berikut.

Gliserol + asam lemak menurut letaknya

Contoh :
Description: gliserol palmito stearo oleat
Jadi senyawa lemak tersebut dinamakan gliserol
Description: gliserol stearopalmito oleat
Lemak tersebut dinamakan gliserol stearopalmito oleat.
2.4 Struktur dan Sifat dari Fosfolipida
Fosfolipid atau fosfatidat ialah suatu gliserida yang mengandung fosfor dalam bentuk ester asam fosfat. Oleh karenanya fosfolipid ialah suatu fosfogliserida.Gugus yang diikat oleh asam fosfatidat ini antara lain kolin , etanolamin , serin , dan inositol. Dengan demikian senyawa yang termasuk fosfolipid ini ialah fosfatidilkolin , fosfatidiletanolamina , fosfatidilserin dan fosfatidilinositol.
Pada umumnya fosfolipid terdapat dalam sel tumbuhan,hewan,dan manusia.Pada tumbuhan fosfolipid terdapat dalam kedelai pada manusia atau hewan terdapat dalam telur,otak,hati,ginjal,pancreas,paru-paru,dan jantung.
Fosfatidilkolin atau lestin mula-mula diperoleh dari kuning telur (lekhytos) kaena itu diberi nama lesitin.Asam lemak yang terdapat pada lesitin antara lain adalah asam palmitat,stearate,oleat,linoleat,dan linolenat.Asam lemak yang mengikat pada atom karbon nomor 1 pada umumnya adalah asam lemak jenuh dan yang terikat pada atom karbon nomor 2 adalah asam lemak tidak jenuh.
Lesitin berupa zat padat lunak seperti lilin,bewarna putih dan dapat diubah menjadi coklat bila kena cahaya dan bersifat higroskopik dan bila dicampur dengan air membentuk larutan koloid.Lesitinase yang terdapat dalam cairan bisa ular kobra dapat menguraikan asam lemak yang terikat pada atom karbon nomor 2 hingga terjadi lisolesitin.Senyawa ini dapat menyebabkan terjadinya hemolysis,yaitu proses perusakan sel-sel darah merah.Hemoglobin,suatu protein gabungan yang terdapat dalam sel darah merah (eritrosit) diubah menjadi bilirubin yang terkumpul dalam darah dan kadang-kadang dapat menimbulkan warna kuning pada kulit.
Sefalin adalah fosfogliserida yang tidak larut dalam aseton dan alcohol.Yang termasuk sefalin ialah fosfatidiletanolamina dan fosfatidilserin.
Fosfatidiletanolamina dan fosfatidilserin dapat dihidrolisis sempurna,sehingga di samping menghasilkan asam lemak,gliserol dan fosfat juga menghasilkan entanolamina dan fosfatidilserin menghasilkan juga serin.
2.5 Struktur dan Sifat dari Sfingolipida
Spingolipid terbentuk dari basa rantai panjang yang terhidroksilasi dan bukan terbentuk dari gliserol. Dua jenis sfingolipid yang ditemukan di dalam tubuh hewan adalah sfingosin, yang mempunyai kelimpahan lebih banyak dan dihidrosfingosin (sfinganin). Bila gugus amino pada sfingosin atau sfinganin diasilasi dengan asam lemak, produknya adalah seramida.
CH3(CH2)12CH = CHCH         CH       CH2OH
                                 OH    +   NH3
                        Sfingosin
CH3(CH2)12CH2CH2CH           CH        CH2OH
                                    OH  +  NH3
                        Sfinganin
Gambar: Spingosin dan sfinganin.
Gugus hidroksil primer dapat disubtitusikan melalui dua cara menghasilkan dua golongan sfingolipid, yaitu fosfosfingolipid dan glikosfingolipid. Pada fosfospingolipid, gugus hidroksil primer diesterifikasi dengan kolin fosfat. Lipidnya disebut dengan sfingomielin. Pada glikosfingolipid, gugus hidroksil primer disubtitusi dengan suatu karbohidrat. Glikosfingolipid yang mengandung gula asam sialat dalam bagian karbohidratnya disebut gangliosida. Sedikitnya telah diketahui 50 jenis glikosfingolipid, yang didasarkan pada perbedaan bagian karbohidrat pada molekulnya. Selain itu, setiap jenisnya menampilkan berbagai jenis asam lemak yang terdapat dalam bagian seramidannya.
2.6 Struktur dan Sifat dari Terpen
Komponen komponen tumbuhan yang berbau yang dapat dipisahkan dari bahan nabati lain dengan penyulingan kukus disebut minyak atsiri (essensial oil). Banyak minyak atsiri kimia organic, minyak minyak atsiri ini, terutama minyak terpentin, menarik perhatian para ahli kimia. Segera ditemukan bahwa perbandingan banyaknya atom karbon dan atom hidrogen dalam terpentin adalah 5:8. Maka hasil alam lain dengan rasio karbon-hidrogen sebesar 5:8 dikelompokkan sebagai terpena.
 Di kemudian hari, para ahli kimia mengetahui bahwa terpena-terpena ini tersusun dari senyawa-senyawa yang mengandung suatu gabungan kepala-ke-ekor dari satuan-satuan kerangka isoprena. (Kepala adalah ujung yang terdekat ke cabang metil). Definisi awal dari terpena kemudian dikembangkan lagi untuk mencakup semua senyawa yang mengandung satuan-satuan kerangka isoprena.
Untuk menekankan hubungan dengan isoprena ini, terpena juga disebut isoprenoid. Terpena dapat mengandung dua, tiga atau lebih satuan isoprena. Molekul-molekulnya dapat berupa rantai-terbuka atau siklik. Mereka dapat mengandung ikatan rangkap, gusus hidroksil, gugus karbonil, atau gugus fungsional lain. Struktur mirip terpena yang mengandung unsur-unsur lain disamping C dan H disebut terpenoid.
Kepala             CH3                 ekor
CH3 = CCH = CH2
Isoprene
Terpena dikategorikan berdasarkan banyaknnya pasangan satuan isoprene yang dikandungnya:
Monoterpena:   dua satuan isoprena
Seskuiterpena:  tiga satuan isoprena
Diterpena:         empat satuan isoprena
Triterpena:        enam satuan isoprena
2.7 Struktur dan Sifat dari Streroid
Terdiri atas :
 3 cincin sikloheksana terpadu seperti bentuk fenantrena dan sebuah cincin siklopentana yang tergabung pada ujung cincin sikloheksana tersebut.
Steroid mempunyai struktur dasar yang terdiri dari 17 atom karbon yang membentuk tiga cincin sikloheksana dan satu cincin siklopentana. Perbedaan jenis steroid yang satu dengan steroid yang lain terletak pada gugus fungsional yang diikat oleh ke-empat cincin ini dan tahap oksidasi tiap-tiap cincin.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj87GnYDtQOhA7Ww65SfvzSJDFaqjtwQ8n8C5cZmIf2u_x0di9PwgHfba0UmU0I9ZMwuH8wr0AsN5ERocISeTZrapP6Aju2neJQMbDhAjuRdopGVYKe5YI27tr9y7aXPpiar2hfBexMxc4/s1600/Struktur+dasar+steroid.png
Sifat-sifat steroid yaitu:
1) Substitusi oksigen pada atom C-3 yang merupakan sifat khas steroid alam.
2) Subsitusi gugus metil angular pada atom C-10 dan C-13 yang dikenal dengan atom C-18 dan C-19, kecuali pada senyawa steroid dengan cincin A berbentuk benzenoid, seperti pada kelompok esterogen.
2.8 Struktur dan Sifat dari Kolestrol
Kolesterol adalah steroid yang paling umum.Senyawa ini terdapat di hampir semua jaringan hewan dan manusia,terutama dalam otak dan tulang belakang dan dalam bentuk batu empedu yang dapat terbentuk dalam kandung empedu.Pada tubuh manusia kolesterol terdapat dalam darah empedu,kelenjar adrenal bagian luar ( adrenal cortex) dan jaringan syaraf.
Di bawah ini struktur kolesterol:
HO-H-CH3-CH3-H-H-CH3-CH3-CH3
Kolesterol memiliki beberapa sifat-sifat tertentu,yaitu:
·                    Kolesterol dapat larut dalam pelarut lemak,misalnya:eter,kloroform,benzena dan alkohol panas
·                    Dalam konsentrasi tinggi, kolesterol mengkristal dalam bentuk kristal yang tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau, dan mempunyai titik lebur 1500-1510C
·                    Endapan kolesterol apabila terdapat dalam pembuluh darah dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah karena dinding pembuluh darah menjadi makin tebal
·                     Kolesterol jarang ditemukan dalam tumbuhan.
2.9 Struktur dan Sifat dari Ergasterol dan Asam-Asam Empedu
Senyawa ini terdapat di bawah kulit dan hanya berbeda sedikit dari kolesterol, yaitu terdapat ikatan rangkap C = C antara atom C nomor 7 dan nomor 8. Senyawa ini terdapat bersama dengan kolesterol dalam jaringan-jaringan.
Dengan sinar ultra violet 7-Dehidrokolesterol dapat diubah menjadi vitamin D yang sangat berguna bagi tubuh. Kekurangan vitamin D dapat mengakibatkan kerapuhan pada tulang. Oleh karena sinar matahari mengandung sinar ultra violet, maka berjemur di sinar matahari pada pagi hari sangat bermanfaat bagi tubuh.
Sterol ini mempunyai struktur inti sama dengan 7-Dehidrokolesterol, tetapi berbeda pada rantai sampingnya. Ergosterol dapat juga membentuk vitamin D apabila dikenai sinar ultra violet. Ergasterol maupun 7-Dehidrokolesterol disebut provitamin D.
Ergosterol (ergosta-5 ,7,22-trien-3β-ol) adalah sterol yang ditemukan dalam jamur, dan nama untuk ergot, sebuah nama umum untuk anggota genus jamur Claviceps dari mana ergosterol pertama kali diisolasi. Ergosterol tidak terjadi pada sel-sel tumbuhan atau hewan. Ini adalah komponen dari ragi dan jamur membran sel, melayani fungsi yang sama kolesterol melayani dalam binatang sel.
Karena ergosterol adalah provitamin vitamin D 2, radiasi UV jamur-bantalan bahan rumput dapat menghasilkan vitamin D 2 produksi , tapi ini adalah produksi dari suatu bentuk vitamin D dari jamur ergosterol (sebanyak radiasi UV ragi dan jamur) dan tidak benar vitamin D produksi oleh pabrik sendiri dari sinar UV, sebuah proses yang tidak dapat terjadi.
Description: Description: ergosterol-5,8-peroxide Strukturhttp://www.chemicalbook.com/ChemicalProductProperty_DE_CB11325550.htm
4.      Asam-asam Empedu
Cairan empedu dibuat oleh hati dan disismpan dalam kantung empedu yang kemudian dikeluarkan ke dalam usus dua belas jari (duodenum) untuk membantu proses pencernaan makanan. Cairan empedu ini mengandung bilirubin, yaitu zat warna yang terjadi dari penguraian hemoglobin, asam-asam empedu dalam bentuk garam empedu dan kolesterol. Asam-asam empedu yang terdapat dalam cairan empedu antara lain ialah asam kolat, asam deoksikolat, dan asam litokolat. Asam-asam empedu dibuat dalam hati dari kolesterol melalui serangkaian reaksi-reaksi kimia.
Dalam empedu, asam deoksikolat bergabung dengan glisin membentuk asam glikodeoksikolat, sedangkan asam litokolat bergabung dengan taurin membentuk asam taurolitokolat. Kedua asam ini terdapat dalam bentuk garam dan merupakan komponen utama dalam empedu. Garam-garam empedu ini berfungsi sebagai emulgator, yaitu suatu zat yang menyebabkan kestabilan suatu emulsi.
Dengan demikian garam-garam empedu membantu proses pencernaan lipid atau lemak dalam usus. Kira-kira 90% dari garam empedu tersebut diabsorpsi melalui dinding usus dan dibawa kembali ke hati.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Lipid merupakan senyawa yang dapat disarikan dari sel dan jaringan oleh pelarut organik non-polar (larut dalam pelarut non-polar) seperti suatu hidrokarbon atau dietil eter. Berdasarkan kemiripan struktur kimianya, yaitu: Asam lemak , Lemak , Lilin , Fosfolipid , Sfingolipid , Terpen , Steroid , Lipid kompleks
2. Ada beberapa penggolongan yang dikenal. Bloor membagi lipid dalam tiga golongan besar yakni:
1.  Lipid sederhana yaitu ester asam lemak dengan berbagai alkohol, contohnya lemak atau gliserida dan lilin (waxes).
2.    Lipid gabungan yaitu ester asam lemak yang mempunyai gugus tambahan, contohnya fosfolipid, serebrosida.
3.    Derivat lipid, yaitu senyawa yang dihasilkan dari proses hidrolisis lipid, contohnya asam lemak, gliserol, dan sterol.
4.    Fosfolipid atau fosfatidat ialah suatu gliserida yang mengandung fosfor dalam bentuk ester asam fosfat.Oleh karenanya fosfolipid ialah suatu fosfogliserida.Gugus yang diikat oleh asam fosfatidat ini antara lain kolin,etanolamin,serin,dan inositol
5.    Spingolipid terbentuk dari basa rantai panjang yang terhidroksilasi dan bukan terbentuk dari gliserol. Dua jenis sfingolipid yang ditemukan di dalam tubuh hewan adalah sfingosin, yang mempunyai kelimpahan lebih banyak dan dihidrosfingosin (sfinganin). Bila gugus amino pada sfingosin atau sfinganin diasilasi dengan asam lemak, produknya adalah seramida.
6.    Hasil alam lain dengan rasio karbon-hidrogen sebesar 5:8 dikelompokkan sebagai terpena. Di kemudian hari, para ahli kimia mengetahui bahwa terpena-terpena ini tersusun dari senyawa-senyawa yang mengandung suatu gabungan kepala-ke-ekor dari satuan-satuan kerangka isoprena. (Kepala adalah ujung yang terdekat ke cabang metil).
7.    Kolesterol adalah steroid yang paling umum.Senyawa ini terdapat di hampir semua jaringan hewan dan manusia,terutama dalam otak dan tulang belakang dan dalam bentuk batu empedu yang dapat terbentuk dalam kandung empedu.
8.    Steroid mempunyai struktur dasar yang terdiri dari 17 atom karbon yang membentuk tiga cincin sikloheksana dan satu cincin siklopentana. Perbedaan jenis steroid yang satu dengan steroid yang lain terletak pada gugus fungsional yang diikat oleh ke-empat cincin ini dan tahap oksidasi tiap-tiap cincin.
9.    Senyawa ini terdapat di bawah kulit dan hanya berbeda sedikit dari kolesterol, yaitu terdapat ikatan rangkap C = C antara atom C nomor 7 dan nomor 8. Senyawa ini terdapat bersama dengan kolesterol dalam jaringan-jaringan





                                                                


DAFTAR PUTAKA
Almatsier, Sunita. 2001.Prinsip Dasar ilmu Gizi.Penerbit PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Universitas Indonesia. Jakarta.